Sifat-Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada banyaknya zat terlarut dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Sifat-sifat koligatif larutan dibagi menjadi empat bagian, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.

1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)

Pada tahun 1880-an seorang ahli kimia Prancis bernama F.M. Rault, menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut mempunyai efek menurunkan tekanan uap dari pelarut. Hukum Roult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

∆P = P. XB

Keterangan:

∆P = Penurunan tekanan uap jenuh pelarut

P0 = Tekanan uap pelarut murni

XB = Fraksi mol zat terlarut

Fraksi mol zat terlarut atau XB dapat dicari menggunakan rumus:

Rumus Fraksi Mol Zat Terlarut

Di mana,

nB    = Mol zat terlarut

nA    = Mol zat pelarut

Pelajari Juga:  Rangkuman Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur Kurikulum 2013

Jika dalam larutan hanya terdapat satu zat terlarut, maka XB = 1-XA, di mana XA adalah fraksi mol zat pelarut. Dengan demikian dapat dituliskan sebagai berikut.

∆P = P0 . XB

P0 – P = (1 – XA) . P0A

P0 – P = P0A – XA . P0A

P = XA . P0A

2. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)

Titik didih larutan ialah suhu pada saat tekanan uap larutan sama dengan tekanan atmosfer luar. Karena pada suhu berapapun tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murninya, menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.

Selisih antara titik didih (Tb) suatu larutan dengan titik didih (Tb) pelarut murni disebut kenaikan titik didih larutan (∆Tb) .

∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut

Kenaikan titik didih berbanding lurus dengan molalitas (m) zat terlarut di dalamnya. Sehingga kenaikan titik didih dapat dirumuskan sebagai.

∆Tb = m.Tb

3. Penurunan Titik Beku (∆Tf)

Diagram Fasa Yang Mengilustrasikan Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku
Diagram Fasa Yang Mengilustrasikan Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku

Penurunan titik beku (∆Tf)  adalah selisih temperatur titik beku (Tf)  larutan dengan titik beku (Tf) pelarut murni. Berdasarkan diagram fasa di atas, dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan penurunan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan penurunan titik beku pelarut murni. Persamaan penurunan titik beku didefinisikan sebagai berikut.

Pelajari Juga:  Soal Try Out Kimia SMA dan Pembahasannya (Nomor 11 - 20)

∆Tf = Tf larutan – Tf pelarut

Penurunan titik beku berbanding lurus dengan molalitas (m) zat terlarut di dalamnya. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

∆Tf = m.Tf

4. Tekanan Osmotik (π)

Tekanan Osmotik
Tekanan Osmotik

Tekanan osmotik adalah gerakan bersih molekul pelarut melewati membrane semi-permeable dari pelarut murni atau dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Tekanan osmotik larutan dinyatakan sebagai

π = M.R.T

Dimana M adalah molaritas larutan, R adalah konstanta gas (0,0821 L.atm/K.mol), dan T adalah suhu mutlak. Tekanan osmotik (π)  dinyatakan dalam atmosfer (atm). Karena pengukuran tekanan osmotik dilakukan pada suhu tetap, kita menyatakan konsentrasi di sini dengan satuan yang lebih mudah, yaitu molaritas, bukan molalitas. Seperti halnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, tekanan osmotik juga berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.

Untuk lebih memahami sifat-sifat koligatif larutan. Mari kita simak Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan.

Pelajari Juga:

Tinggalkan Balasan