3 Cara Mengatasi Pencemaran Air yang Disebabkan oleh Limbah Rumah Tangga

Cara mengatasi pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga mencakup upaya pencegahan, penanggulangan pencemaran dari sumber-sumber pencemar, dan atau pemulihan kualitas air pada sumber-sumber air.

Di lingkungan pemukiman, limbah yang berasal dari rumah tangga dapat diolah terlebih dahulu di kolam pengolahan secara kolektif. Kolam tersebut menampung limbah dari sejumlah rumah, baik limbah MCK (Mandi Cuci Kakus) maupun limbah dapur. Dengan demikian, sebelum masuk ke sungai, air limbah tersebut telah bersih dari bahan-bahan berbahaya yang berasal dari rumah tangga.

Secara teknis untuk mengatasi pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu pembuatan kolam stabilisasi, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan pengelolaan excreta.

1. Pembuatan Kolam Stabilisasi

Kolam stabilisasi adalah cara pengolahan air limbah dengan proses-proses alamiah yang mengolah air limbah dengan memanfaatkan keberadaan bakteri, alga, dan zooplankton untuk mereduksi bahan pencemar organik yang terkandung dalam air limbah. Kolam stabilisasi yang biasa digunakan di masyarakat terdiri atas kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam maturasi.

  • Kolam anaerobik bertujuan untuk mengubah sedimentasi padatan di dalam air limbah menjadi sludge dan degredasi senyawa organik di dalam lumpur dengan bantuan bakteri anaerob untuk menghasilkan gas dan produk terlarut yang dibutuhkan di dalam kolam fakultatif.
  • Kolam fakultatif bertujuan untuk mengolah air limbah yang tercemar bahan organik pekat.
  • Kolam maturasi bertujuan untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
Pelajari Juga:  25 Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan Manusia

2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Meskipun IPAL banyak diterapkan untuk mengolah limbah industri, IPAL juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah rumah tangga, akan tetapi memiliki harga yang cukup mahal karena menggunakan alat-alat khusus. Proses pengolahan air limbah menggunakan IPAL terjadi melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment, secondary treatment dan tertiary treatment.

  • Primary treatment bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan memanfaatkan saringan atua filter.
  • Secondary treatment bertujuan untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabisisasikan zat organik dalam limbah.
  • Tertiary treatment bertujuan untuk menghilangkan unsur hara serta memusnahkan mikroorganisme patogen.

3. Pengelolaan Excreta

Excreta adalah bagian dari limbah rumah tangga yang mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan cara menampung dan mengolah excreta dalam jamban yang ada disekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dapat juga dilakukan secara kolektif. Pengelolaan excreta dalam jamban dapat diolah secara anaerobik diubah menjadi biogas yang bermanfaat untuk rumah tangga.

Tinggalkan Balasan