Perkembangan pembangunan fisik Negara yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, selain berdampak positif bagi suatu Negara juga berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak Negatif yang terjadi adalah pencemaran udara. Mekanisme pencemaran udara terjadi ketika ada suatu polutan masuk ke dalam udara.
Mekanisme pencemaran udara dapat berlangsung secara alamiah seperti debu vulkanik akibat gunung berapi dan debu meteroit, selain itu juga dapat berlangsung karena kegiatan manusia seperti aktivitas transportasi dan industri serta pembakaran sampah yang meningkatkan konsentrasi karbon monoksida di udara.
Pada tingkatan konsentrasi tertentu, zat-zat pencemar udara dapat berdampak langsung terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, baik secara mendadak atau akut, menahun atau kronis dan dengan gejala-gejala yang samar.
Dampak pencemaran udara terhadap lingkungan antara lain:
- Adanya pengkaratan pada besi dan bangunan, sehingga mudah rapuh.
- Konsentrasi senyawa karbon yang tinggi di atmosfer dapat memicu terjadinya efek rumah kaca.
- Rusaknya lapisan ozon yang disebabkan peningkatan kadar senyawa CFC.
Sedangkan dampak pencemaran udara terhadap kesehatan manusia antara lain:
- Senyawa karbon monoksida (CO) dapat mengakibatkan pusing, sakit kepala, mual, serangan jantung, penglihatan kabur, keseimbangan badan menurun, lemas, pingsan, dan kematian.
- Oksida belerang (SOx) dan oksida nitrogen (NOx) jika bereaksi dengan air akan membentuk senyawa sulfat dan nitrat yang bersifat asam. Zat asam tersebut jika turun bersama hujan akan menyebabkan hujan asam dan dapat merusak tumbuhan, mikroorganisme tanah serta kehidupan hewan air tawar, selain itu juga dapat mengakibatkan iritasi mata, iritasi saluran pernapasan, pandangan kabur, gejala penyakit jantung, kejang-kejang, kelumpuhan, sulit bernapas, radang ginjal, dan kanker paru-paru pada manusia.