Golongan 1A atau biasa disebut sebagai golongan logam alkali. Sifat kimia dalam unsur golongan 1A, yaitu memiliki energi ionisasi yang rendah dan karena itu logam alkali memiliki kecenderungan yang besar untuk kehilangan satu elektron valensinya.
Pada kenyataannya, sebagian besar unsur golongan 1A berupa ion uniposifit. Unsur-unsur golongan 1A ini sangat reaktif, sehingga belum pernah ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Unsur-unsu golongan 1A jika bereaksi dengan air akan menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida logam, reaksi umumnya adalah sebagai berikut:
2M(s) + 2H2O(l) → 2MOH(aq) + H2(g)
di mana M adalah logam alkali (unsur golongan 1A). Ketika dibiarkan di udara, unsur-unsur tersebut secara bertahap kehilangan kilap logamnya atau biasa disebut sebagai korosi. Karena bergabung dengan gas oksigen membentuk oksida.
Contohnya, Litium membentuk litium oksida (mengandung ion O2-). Reaksinya,
4Li(s) + O2(g) →2Li2O(s)
Logam alkali lainnya membentuk peroksida (mengandung ion O22-) selain oksida. Sebagai contoh yaitu reaksi antara Na dan O.
2Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
Kalium, rubidium, dan sesium juga membentuk peroksida (mengandung ion O22-). Reaksinya;
K(s) + O2(g) → KO2(s)
Perbedaan jenis oksida yang terbentuk ketika logam alkali bereaksi dengan oksigen berkaitan dengan kestabilan oksida unsur tersebut dalam keadaan padat. Karena oksida logam alkali seluruhnya adalah senyawa ionik, maka kestabilannya bergantung pada seberapa kuat kation dan anion saling tarik-menarik satu sama lain.
Misalnya, sifat kimia dalam unsur litium, unsur litium cenderung untuk membentuk litium oksida seperti reaksi diatas daripada litium peroksida, karena litium oksida lebih stabil daripada litium peroksida. Sama halnya dengan natrium, kalium, rubidium, dan sesium.