Materi Korosi (Pengertian, Faktor, Penyebab, Proses, Pencegahan, dan Cara Mengatasi)

Korosi adalah kerusakan material sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Meskipun definisi ini berlaku untuk semua jenis bahan, namun biasanya hanya diterapkan untuk paduan logam. Dari 105 unsur kimia yang dikenal saat ini, sekitar delapan puluh adalah logam, dan sekitar setengah dari ini dapat dipadukan dengan logam lain, sehingga menimbulkan lebih dari 40.000 paduan logam yang berbeda. Masing-masing dari paduan tersebut akan memiliki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat mekanik yang berbeda, tetapi mereka semua dapat menimbulkan korosi sampai batas tertentu, dan dalam cara yang berbeda.

Korosi Paku
Korosi Paku

Korosi merupakan fenomena alam. Ketika logam basah terkena udara, permukaan yang awalnya mengkilap akan ditutupi dengan karat dalam beberapa waktu. Kecenderungan logam untuk menimbulkan karat terkait dengan tinggi rendahnya stabilitas logam. Baik dalam keadaan logam murni, keadaan oksidasi nol, atau dalam bentuk senyawa dengan unsur lain.

Di alam, kebanyakan logam ditemukan sebagai senyawa dengan unsur-unsur lainnya, menunjukkan stabilitas yang lebih besar dari keadan ketika teroksidasi.  Karena alasan ini, untuk mendapatkan logam murni dari salah satu senyawanya, maka perlu energi. Sebaliknya, ketika logam terkena lingkungannya: cenderung untuk melepaskan energi melalui proses korosi. Jika dianalogikan, apa yang terjadi ketika sebuah benda digantung (setara dengan keadaan logam). Ketika dibiarkan jatuh atau mencapai keadaan stabil, ia kembali ke posisi energi minimum di tanah (setara dengan keadaan logam teroksidasi).

Pelajari Juga:  10 Contoh Makanan Berlemak yang Harus Dihindari

Proses Korosi

Reaksi kimia yang terjadi dalam proses perkaratan merupakan reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi seperti ini membutuhkan spesies zat yang teroksidasi (logam), dan yang tereduksi (zat pengoksidasi). Sehingga reaksi lengkap dapat dibagi menjadi dua reaksi parsial: satu, oksidasi: dan yang lain, reduksi. Dalam oksidasi, logam kehilangan elektron. Dan disebut sebagai anoda. Dalam reaksi reduksi, zat pengoksidasi bertambah elektron yang didapat dari logam, dan disebut sebagai katoda.

Proses korosi tidak hanya mempengaruhi sifat kimia dari logam tetapi juga menghasilkan perubahan sifat fisik dan perilaku mekanik. Ini sebabnya mengapa efek karat yang diwujudkan dalam berbagai bentuk. Beberapa bentuk dari korosi adalah; galvanik, kerusakan selektif paduan logam, intergranular, fatigue, erosion, kavitasi, hydrogen enbrittlement, biocorrosion, dan oksidasi suhu tinggi.

Korosi Jangkar Kapal
Korosi Jangkar Kapal

Cara Untuk Mencegah atau Mengurangi Korosi

Banyak metode/cara untuk mencegah atau mengurangi korosi. Kebanyakan metode didasarkan pada pelapisan bahan kedua pada permukaan struktur logam untuk menghambat kontak logam dengan zat yang dapat menyebabkan karat. Dan yang paling umum digunakan adalah dengan melakukan pengecatan. Selain menggunakan cat, kita juga bisa melapisi menggunakan krom, nikel, dan pelapis galvanis.

Pelajari Juga:  Video Trik Menyalakan Api Tanpa Harus Membakar Sumbu!

Metode lain, yaitu perlindungan menggunakan inhibitor dan perlindungan katodik, inhibitor yaitu zat yang ditambahkan ke media cair, untuk mengurangi tingkat korosi. Contohnya, cairan antibeku digunakan dalam pendingin mesin kendaraan, inhibitor dimasukkan ke dalam formulasi mesin kendaran dalam rangka untuk mengurangi masalah perkaratan. Perlindungan katodik adalah teknik anti karat yang banyak digunakan dalam kapal dan pipa saluran pembuangan. Metode ini bertujuan untuk mengurangi laju korosi dengan “pengorbanan” anoda.

Diadaptasi dari:

chemistryexplained.com

Tinggalkan Balasan