Penggunaan Sistem Hidrolik dan Sistem Kerja Kapal Selam

1. Sistem Hidrolik

Komponen-Komponen Sistem Hidrolik
Komponen-Komponen Sistem Hidrolik Image via jualselanghidrolik.net

Sistem hidrolik adalah sebuah sistem yang memanfaatkan fluida sebagai alat bantu untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

Sebuah sistem hidrolik mempunyai komponen – komponen utama, sebagai berikut:

  1. Tangki hidrolik, adalah tempat penampungan fluida dari sistem.
  2. Pompa hidrolik, adalah alat untuk memindahkan fluida dari tangki ke dalam sistem yang menimbulkan tekanan hidrostatis.
  3. Control valve, berfungsi untuk mengarahkan jalannya fluida ke tempat yang diinginkan.
  4. Actuator, berfungsi sebagai perubahan dari tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik.
  5. Main relief valve, berfungsi untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam sistem hidrolik, agar sistem hidrolik tidak rusak akibat kelebihan tekanan.
  6. Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran – kotoran seperti garam agar tidak ikut tersirkulasi kembali.

Dalam penerapannya, sistem hidrolik akan memberikan keuntungan sebagai berikut:

  1. Dengan input yang kecil mampu mengangkat beban lebih berat
  2. Hampir tidak memiliki kerugian tenaga
  3. Sangat fleksibel, karena sifat zat cair mampu menyesuaikan segala tempat
Pelajari Juga:  5 Contoh Soal Hukum Newton 1 dan Pembahasannya

Penggunaan sistem hidrolik banyak ditrapkan pada:

  1. Truk pengangkat pasir
  2. Excavator
  3. Sistem rem mobil
  4. Dongkrak hidrolik
  5. Car lift

2. Sistem Kerja Kapal Selam

Prinsip Kerja Hukum Archimedes pada Kapal Selam
Prinsip Kerja Hukum Archimedes pada Kapal Selam Image via enjiner.com

Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Selain itu, kapal selam juga digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan bahari. Kapal selam didesain memiliki tanki balast yang berfungsi untuk menyimpan udara dan air.

Ketika tangki balast diisi penuh dengan air, maka berat kapal selam akan lebih besar daripada volume air yang dipindahkannya. Akibatnya, kapal selam akan tenggelam. Sebaliknya, jika tangki pemberat teriisi penuh dengan udara, berat kapal selam akan lebih kecil daripada volume air yang dipindahkannya sehingga kapal selam akan terapung. Agar dapat bergerak di bawah permukaan air laut dan melayang, jumlah air laut yang dimasukkan ke dalam tangki pemberat disesuaikan dengan jumlah air laut yang dipindahkannya pada kedalaman yang diinginkan.

Tinggalkan Balasan