Menurut teori sel yang dikemukakan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1855, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis cellula a cellula). Pembentukan sel-sel baru dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan sel secara mitosis dan pembelahan sel secara meiosis.
1. Pembelahan Sel secara Mitosis
Pembelahan sel secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel somatik atau sel tubuh yang bertujuan memperbanyak jumlah sel untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pada pembelahan mitosis dihasilkan 2 sel anakan dengan karakteristik yang identik secara genetik dengan sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid.
Supaya sel anakan benar-benar menerima informasi genetik yang sama persis dengan indukannya, maka pembelahan sel secara mitosis berlangsung melalui empat fase pembelahan yang saling berkesinambungan, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar tahap pembelahan sel secara mitosis berikut ini!

2. Pembelahan Sel secara Meiosis
Pembelahan sel secara meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin (gamet) yang bertujuan untuk menghasilkan gamet melalui gametogenesis. Pembelahan sel secara meiosis menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel anakan hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom sel idukannya.
Pembelahan meiosis dikatakan juga sebagai pembelahan reduksi, karena jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan bersifat haploid (n) dan berbeda dengan induknya.
Beda halnya dengan pembelahan mitosis, pembelahan meiosis berlangsung dalam 2 tingkat yaitu meiosis I dan meiosis II, masing-masing dengan tahap profase, metafase, anafase, dan telofase.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar tahap pembelahan sel secara meiosis berikut ini!
