Tumbuhan lumut merupakan kelompok tumbuhan yang masih sederhana, tumbuhan lumut belum memiliki akar, batang, dan daun yang sejati. Siklus hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, karena bergantian antara reproduksi seksual dan aseksual.
1. Reproduksi Tumbuhan Lumut
Reproduksi tumbuhan lumut secara seksual diawali ketika sporofit menghasilkan spora yang akan menjadi protonema. Selanjutnya, dari protoneme akan terbentuk gametofit.
Generasi gametofit bersifat haploid (n) dan menghasilkan gametangium (organ reproduksi) jantan (anteredium) dan gametangium betina (arkegonium). Gametangium tersebut dilindungi oleh daun khusus (bract).
Pembuahan atau fertilisasi menghasilkan zigot yang bersifat diploid (2n). Zigot kemudian melakukan pembelahan menjadi sporofit dewasa yang sudah memiliki kaki untuk melekat pada gametofi, seta atau tangkai, dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul pada sporofit dewasa berfungsi sebagai tempat penghasil spora melalui fase meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup tumbuhan lumut telah lengkap.
Tumbuhan lumut mengalami reproduksi aseksual melalui kuncup atau gemmae dan melakukan fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika tumbuhan lumut melepaskan sebagian tumbuhny untuk menjadi individu baru.
2. Peranan Tumbuhan Lumut bagi Kehidupan Manusia
Suatu penelitian yang menyangkut peran tumbuhan lumut bagi kehidupan manusia di seluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan data yang ada, tumbuhan lumut dapat berperan sebagai hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan, dan sebagai indikator biologi untuk mengetaui degradasi lingkungan.
Selain itu, keberadaan tumbuhan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peran penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan.