Sejarah Minyak Bumi dan Gas Alam di Indonesia

Minyak bumi dan gas alam merupakan kompleks hidrokarbon yang terjadi secara alamiah didalam bumi yang terperangkap dalam batuan kerak bumi. Proses pembentukan minyak bumi dan gas alam dihasilkan dari pembusukan organisme – organisme yang terkubur selama jutaan tahun di dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Karena adanya panas dan tekanan di lapisan – lapisan bumi.

Ciri-Ciri Wilayah

Untuk mengetahui kemungkinan suatu daerah memiliki cadangan minyak bumi, kita dapat mengetahuinya dari ciri – ciri berikut:

  1. Adanya batuan induk, yaitu batuan yang terbentuk dari unsur sedimen yang memiliki banyak unsur organik, melalui proses jutaan tahun yang lampau. Dengan proses geologi tertentu disertai dengan perubahan tekanan dan temperatur, terjadilah suatu proses konversi menjadi bahan hidrokarbon.
  2. Adanya batuan reservoir, yaitu batuan yang berfungsi sebagai tempat terakumulasinya minyak bumi. Biasanya batuan yang memiliki sifat poros dan permeabel. Seperti batu pasir dan batu gamping.
  3. Adanya lapisan penutup, yaitu batuan yang bersifat impermeabel atau kedap air. Sehingga dengan adanya lapisan penutup tersebut minyak akan terperangkap.
Pelajari Juga:  Teknik Pemisahan Fraksi - Fraksi Minyak Bumi Beserta Kegunaannya

Selain itu, kita juga dapat mengetahui suatu daerah terdapat minyak bumi dan gas alam atau tidak dapat kita lihat dari cekungan – cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat dengan elemen – elemen tektonik.

Cekungan – cekungan besar di wilayah Asia Tenggara merepresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur muka (front-arc basin), cekungan busur belakang (back-arc basin), cekungan intra kraton (intracratonic basin),  dan tepi kontinen (continen margin basin), serta zona tumbukan (collision zone basin).

Minyak Bumi dan Gas Alam di Indonesia

Di Indonesia sendiri, telah diketahui ada sekitar 60 basin yang diprediksi mengandung jebakan minyak bumi dan gas alam yang cukup potensial. Diantaranya basin Sumatra Utara, Sibolga, Sumatra Tengah, Bengkulu, Jawa Barat Utara, Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan, Sawu, Asem – Asem, Banda, dll.

Cekungan busur belakang di timur Sumatra dan Utara Jawa merupakan lapangan – lapangan minyak paling produktif. Pematangan minyak sangat didukung dengan adanya heat flow dan proses penurunan cekungan dan pembebanan.

Pelajari Juga:  Materi Minyak Bumi Kelas 11 Kurikulum 2013

Secara lebih rinci, perkembangan sistem cekungan dan perangkap minyak bumi yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh tatanan struktur geologi lokal. Sebagai contoh, struktur pull apart basin menentukan perkembangan sistem cekungan Sumatra Utara. Perulangan gaya kompresif dan ekstensional dari proses peregangan berarah utara-selatan mempengaruhi pola pembentukan antiklinorium dan cekungan Pelembang yang berarah N3000E.

Demikian pula dengan pola sebaran cekungan Laut Jawa sebelah selatan yang sangat dipengaruhi oleh pola struktur berarah timur – barat, sedangkan pola cekungan di Laut Jawa bagian barat-laut berarah timur – laut-baradaya, sedangkan cekungan di timur-laut berarah barat-laut-tenggara.

Tinggalkan Balasan