Adakalanya seorang pasien di rumah sakit harus diberi larutan infus. Larutan infus merupakan cairan pengganti ion tubuh. Seseorang yang membutuhkan pengganti cairan tubuh harus memperhatikan konsentrasi larutan infus. Konsentrasi larutan infus harus isotonik dengan cairan dalam tubuh untuk mencegah terjadi krenasi atau hemolisis. Terdapat 3 jenis larutan infus yang terbagi menjadi larutan hipertonik, larutan hipotonik, dan larutan isotonik.
1. Larutan Infus Hipertonik
Larutan hipertonik adalah larutan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum. Mampu menstabilkan tekanan darah, mengurangi edema (bengkak), dan meningkatkan produksi urin.
2. Larutan Infus Hipotonik
Larutan hipotonik adalah larutan infus yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum. Larutan hipotonik biasanya digunakan untuk pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
3. Larutan Infus Isotonik
Larutan isotonik adalah larutan infus yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum. Larutan isotonik biasanya digunakan pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Namun, larutan isotonik memiliki risiko dapat menyebabkan overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.