Karakteristik Hidrosfer serta Pengurangan Resiko Bencananya

Istilah Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan shaira yang berarti selimut. Sehingga hidrosfer dapat diartikan sebagai lapisan bumi yang berupa air.

1. Karakteristik Hidrosfer
Rentetan Kejadian dalam Siklus Hidrologi
Rentetan Kejadian dalam Siklus Hidrologi image via pendidikan.co.id
  • Jumlah hidrosfer di bumi adalah tetap.
  • Hidrosfer mencakup 70% bagian Bumi.
  • Hidrosfer dapat mengalami tiga fase yaitu padat, cair, dan gas.
  • Hidrosfer mengalami siklus hidrologi yang merupakan proses daur ulang air secara terus menerus. Hal inilah yang menyebabkan air di bumi jumlahnya tetap.
  • Siklus hidrofer terdiri dari siklus air pendek, menengah, dan panjang.
  • Dalam siklus hidrosfer, air mengalami: evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi, adveksi, sublimasi, infiltrasi, perkolasi, dan run-off.
  • Hidrosfer terbagi menjadi perairan darat dan perairan laut.
  • Perairan darat merupakan air yang terdapat di sekitar daratan, yang merupakan hasil dari aliran permukaan. Perairan darat terdiri dari air tanah, sungai, danau, dan rawa.
  • Perairan laut merupakan landas kontinen, atau sambungan dari daratan sekitarnya yang tergenang oleh air dengan jumlah besar. Berdasarkan letaknya laut dapat dibedakan menjadi laut tepi, laut pertengahan, dan laut pedalaman. Berdasarkan proses terjadinya, laut dibedakan menjadi laut regresi, laut transgresi, dan laut ingresi.
Pelajari Juga:  20 Soal dan Jawaban Sistem Organisasi Kehidupan Kelas 7 Kurikulum 2013
2. Pengurangan Resiko Bencana dari Hidrosfer
Banjir di Bukit Duri
Banjir di Bukit Duri Image via tirto.id

Resiko bencana yang mungkin terjadi akibat lapisan Hidrosfer adalah banjir dan tsunami. Untuk mengurangi resiko bencana dari lapisan Hidrosfer dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini.

  • Reboisasi bertujuan untuk meningkatkan daerah resapan air.
  • Melakukan pengolahan sampah dengan maksimal dan tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini karena sampah yang terbuang diperairan akan mencemari perairan serta menyumbat aliran perairan. Ketika perairan alirannya tersumbat, maka air yang berlebih akan naik ke permukaan dan menyebabkan banjir.
  • Membuat sistem drainase yang baik.
  • Melakukan sosialisasi tanggap bencana. Hal ini ditujukan supaya masyarakat bisa mengetahui apa yang perlu dilakukan ketika terjadi atau ada tanda-tanda bencana, baik itu banjir maupun tsunami.
  • Mempelajari lingkungan sekitar tempat tinggal kita apakah rawan bencana atau tidak.