Perkembangan konsep asam dan basa sudah dimulai sejak abad ke 18. Diawali dengan teori asam basa Arrhenius yang sangat terkemuka dan melegenda. Hingga akhirnya teori asam basa Arrhenius berkembang dan menghasilkan beberapa konsep asam basa lainnya yang meliputi konsep asam dan basa Bronsted-Lowry dan konsep asam dan basa Lewis.
1. Konsep Asam dan Basa Arrhenius
Untuk pertama kalinya, pada tahun 1884 seorang ilmuan Swiss, Svante August Arrhenius, mengemukakan suatu teori tentang asam dan basa. Arrhenius berpendapat bahwa
- Asam merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+)
- Basa merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH–)
Reaksi asam dan basa Arrhenius adalah sebagai berikut:
2. Konsep Asam dan Basa Bronsted-Lowry
Perkembangan konsep asam dan basa berlanjut pada tahun 1923 ketika Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry menyatakan bahwa reaksi asam basa tidak hanya terbatas pada senyawa asam basa dalam pelarut air. Menurut Bronsteed-Lowry;
- Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada basa (donor proton).
- Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton (H+) dari asam (akseptor proton).
- Sisa asam dinyatakan sebagai basa konjugasi.
- Jika suatu basa dapat menerima proton (H+), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan sebagai asam dan disebut sebagai asam konjugasi.
- Zat yang dapat bersifat sebagai asam dan basa disebut zat amfoter.
Reaksi asam dan basa Bronsted-Lowry adalah sebagai berikut:
Untuk mempermudah kamu mengerjakan soal tentang asam dan basa, berikut kami sajikan pasangan asam dan basa konjugasi
3. Konsep Asam dan Basa Lewis
Perkembangan konsep asam dan basa masih terus berlanjut, sampai akhirnya pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengukakan konsep asam dan basa berdasarkan serah terima elektron. Lewis berpendapat bahwa;
- Asam adalah partikel yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor)
- Basa adalah partikel yang memberi pasangan elektron (donor).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan reaksi asam dan basa lewis berikut ini:
Pada reaksi antara BF3 dan NH3, BF3 bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak sebagai basa.
Pada reaksi di atas, H2O bertindak sebagai basa sedangkan CO2 bertindak sebagai asam.
Konsep asam dan basa Lewis ini lebih luas daripada konsep asam dan basa Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan karena,
- Konsep asam dan basa Lewis dapat menjelaskan reaksi asam dan basa dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut.
- Konsep asam dan basa Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H+) seperti pada reaksi antara NH3 dengan BF3.