Protein memegang peran penting dalam hampir semua proses biologi. Berdasarkan fungsi biologinya, protein dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu enzim, protein struktural, protein kontraktil, protein penyimpanan, protein angkutan, protein reseptor, protein perlindungan, dan protein toksin.
1. Enzim
Semua reaksi dalam sistem biologis dikatalisis oleh protein yang disebut enzim. Dengan demikian dapat disadari bahwa protein memegang peranan yang unik dalam menentukan pola transformasi kimia.
Kemampuan katalitik protein disebabkan oleh kapasitasnya untuk mengikat molekul substrat dengan orientasi yang tepat serta memantapkan status transisi dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Enzim meningkatkan laju reaksi dengan cara yang selektif dan efisien.
Sebagai katalis, enzim adalah satu-satunya dibanding dengan katalis-katalis anorganik atau organik sederhana. Sifat-sifat katalis khas dari enzim termasuk hal-hal berikut.
- Enzim meningkatkan laju reaksi pada kondisi biasa (fisiologik) dari tekanan, suhu, dan pH. Hal ini merupakan keadaan yang jarang dengan katalis-katalis lain.
- Enzim berfungsi dengan selektivitas atau spesifisitas bertingkat luar biasa tinggi terhadap reaktan yang dikerjakan dan jenis reaksi yang dikatalisasikan. Maka reaksi-reaksi yang bersaing dan reaksi-reaksi sampingan tidak teramati dalam katalisasi enzim.
- Enzim memberikan peningkatan laju reaksi yang luar biasa dibanding dengan katalis biasa.
Contoh enzim yaitu heksanokinase, sitokrom c dan DNA polimerase.
2. Protein Struktural
Protein struktural berfungsi mempertahankan struktur dan membangun konstruksi tubuh dari tingkat sel. Protein struktural memberikan struktur dan dukungan untuk sel. Contoh protein struktural yaitu protein kolagen yang menjadi komponen utama tendon, tulang rawan, dan kulit.
3. Protein Kontraktil
Kontraksi otot terjadi karena adanya interaksi antara dua tipe protein filamen, yaitu aktin dan miosin. Miosin juga memiliki aktivitas enzim yang berfungsi untuk memudahkan perubahan energi kimia ATP menjadi energi mekanik. Pergerakan flagela sperma disebabkan oleh protein.
4. Protein Penyimpanan
Karena semua proses seluler pada dasarnya bersifat kimiawi, maka energi dari katabolisme bahan makanan disimpan dalam bentuk kimia, seperti halnya energi kimia pada ikatan fosfor-oksigen dalam adenosin triposfat (ATP).
ATP bertugas sebagai pusat “medium pertukaran” yang menghubungkan reaksi-reaksi biokimia yang menghasilkan energi perantara pada proses-proses yang memerlukan energi dalam sel.
Besi dalam plasma darah terikat pada transferin dan disimpan dalam hati dalam bentuk kompleks dengan feritin, protein yang lain lagi.
5. Protein Angkutan
Berbagai molekul kecil dan ion ditranspor oleh protein spesifik. Misalnya transport oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobi, dan mioglobin suatu protein sejenis mentrasport oksigen dalam otot.
6. Protein Reseptor
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin suatu protein yang sensitif terhadap cahaya ditmukan pada sel batang retina.
Protein reseptor yang dapat dipicu oleh molekul kecil spesifik seperti asetilkolin, berperan dalam transmisi impuls saraf pada sinap menghubungkan sel-sel saraf.
7. Protein Perlindungan
Antibodi merupakan protein yang spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain. Protein ini berperan penting untuk membedakan “aku” dan “bukan aku”.
Sistem kekebalan vertebrata merupakan suatu jaringan yang melibatkan banyak molekul dan sel dengan satu tujuan: membedakan antara unsur dirinya sendiri dan unsur asing. Fungsi utamanya adalah melindungi vertebrata terhadap mikroorganisme seperti virus, bakteri dan parasit.
Sistem ini secara terus-menerus memeriksa tak terhitung banyaknya unit molekul untuk menentukan yang manakan yang merupakan benda asing dan memulai memusnahkannya.
Sistem kekebalan belajar dari pengalaman dan mengingat hal-hal yang dijumpainya. Ciri khasnya adalah spesifitas dan kempuan merekam.
Sistem kekebalan menggunakan dua strategi yang berbeda tetapi keduanya berhubungan. Unsur pengenalan pada respon kekebalan humoral adalah protein-protein yang dapat larut yang disebut antibodi (inomuglobin) dan dihasilkan oleh sel plasma.
8. Protein Toksin
Toksin adalah sebuah zat beracun yang diproduksi di dalam sel atau organisme hidup, kecuali zat buatan manusia yang diciptakan melalui proses artifisial. Toksin bisa berupa molekul kecil, peptida, atau protein yang mampu menciptakan penyakit malalui sentuhan atau serapan oleh jaringan tubuh yang berinteraksi dengan makromolekul biologis, seperti enzim atau reseptor seluler.
Toksin memiliki tingkat yang sangat beragam, mulai dari kecil dan akut hingga mematikan. Contohnya adalah bisa ular dan racun pada jamur.