Al-Nafis

Ibnu al-Nafis, atau lengkapnya Al-Sharif al-Mujir al-Muslih al-Din ibn al-Nafis, adalah seorang ilmuwan, dokter, dan filsuf Muslim yang hidup pada abad ke-13. Ia terkenal karena kontribusinya di bidang kedokteran dan ilmu pengetahuan anatomi.

Foto Al-Nafis
Foto Al-Nafis Image via mmc.tirto.id

Berikut adalah gambaran singkat biografi Ibnu al-Nafis:

  1. Kehidupan Awal. Ibnu al-Nafis lahir pada tahun 1213 Masehi di Damaskus, Suriah, pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan awalnya, tetapi ia menerima pendidikan tinggi di bidang kedokteran, ilmu filsafat, dan ilmu pengetahuan di Damaskus.
  2. Studi Kedokteran. Ibnu al-Nafis belajar kedokteran di Hospital Al-Nuri di Damaskus dan kemudian bekerja sebagai dokter di sana. Ia juga belajar di Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko, dan melanjutkan pendidikannya di Kairo, Mesir.
  3. Karya Ilmiah. Salah satu kontribusi paling terkenalnya adalah karyanya di bidang kedokteran dan anatomi. Ia menulis teks anatomi yang terkenal dengan judul “Al-Mujiz fi al-Tibb” (The Summary in Medicine). Dalam teks ini, Ibnu al-Nafis memberikan penjelasan rinci tentang sistem peredaran darah dan menyatakan bahwa darah tidak melewati septum ventrikel.
  4. Teori Peredaran Darah. Salah satu penemuan terpenting Ibnu al-Nafis adalah bahwa darah tidak melewati septum ventrikel jantung, melainkan melewati paru-paru dan kembali ke jantung sebelum didistribusikan ke seluruh tubuh. Pemikiran ini mendahului konsep peredaran darah yang kemudian diatribusikan kepada William Harvey di Eropa, yang hidup beberapa abad kemudian.
  5. Keterlibatan dalam Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan. Ibnu al-Nafis juga terlibat dalam pembelajaran dan penelitian di Bimaristan al-Nuri di Damaskus. Ia dihormati sebagai seorang cendekiawan yang mencurahkan hidupnya untuk ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu kedokteran.
  6. Kematian dan Warisan. Ibnu al-Nafis meninggal pada tahun 1288 Masehi di Kairo, Mesir. Karyanya di bidang anatomi dan peredaran darah memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan memberikan pengaruh signifikan pada perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.
Pelajari Juga:  Alexander Oparin

Meskipun terkadang nama Ibnu al-Nafis mungkin tidak sepopuler tokoh-tokoh lain seperti Ibnu Sina atau Ibnu Rushd, kontribusinya dalam bidang kedokteran, anatomi, dan pemahaman peredaran darah tetap dihargai dan diakui dalam sejarah ilmu pengetahuan.