Teori Sifat Koligatif Larutan

Teori sifat koligatif larutan. Pada tahun 1880-an seorang ahli kimia Prancis bernama F.M.Raoult, menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut mempunyai efek menurunkan tekanan uap dari pelarut. Adapun isi dari Hukum Raoult adalah sebagai berikut:

  • Penurunan tekanan uap jenuh tidak tergantung pada jenis zat yang dilarutkan, tetapi hanya tergantung pada jumlah mol zat yang terlarut.
  • Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat yang dilarutkan.

Sehingga,

1. penurunan tekanan uap jenuh larutan menurut Hukum Raoult dirumuskan sebagai berikut:

∆P = P0 – P

∆P = P0 . Xt

P = P0 . Xp

Keterangan:

∆P = penurunan tekanan uap jenuh (mmHg)

P0 = tekanan uap pelarut murni (mmHg)

P = tekanan uap larutan (mmHg)

Xt = fraksi mol zat terlarut

Xp = fraksi mol pelarut

2. kenaikan titik didih larutan menurut Hukum Raoult dirumuskan sebagai berikut:

∆Tb = Kb . m

Keterangan:

∆T= kenaikan titik didih (0C)

Pelajari Juga:  Senyawa Eter: Struktur, Tatanama, Sifat, dan Kegunaan

Kb = tetapan kenaikan titik didih (0C/m)

m = molalitas larutan (m)

3. Penurunan titik beku menurut Hukum Raoult dirumuskan sebagai berikut:

∆Tf = Kf . m

Keterangan:

∆T= penurunan titik beku (0C)

Kf = tetapan penurunan titik beku (0C/m)

m = molalitas larutan (m)

Kemudian, hubungan antara tekanan osmosis dengan kemolaran larutan dikemukakan oleh Van’t Hoff dengan rumus sebagai berikut:

∏ = M . R . T

Keterangan:

∏ = tekanan osmosis larutan (atm)

M = molaritas (M)

R = tetapan gas (0,082 L.atm.mol-1.K-1)

T = suhu mutlak (K)

Dimana, tekakan osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekuk pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel.

Tinggalkan Balasan