Cerpen Kimia Catatan Harian Sianida (Bagian 2)

Simbah itu terdiam dan seperti sedang berfikir keras mengingat nama Paijo. “Emm.. Paijo si tukang bangunan itu?” dia mulai mendapatkan kembali inggatannya. “Lurus saja ke arah selatan kurang lebih 500 meter, nanti kalau sudah melihat rumah di tengah sawah. Itu rumah Paijo”.

Rombongan itu berterima kasih kepada si simbah dan melanjutkan perjalanan. Memang benar, mereka menemukan rumah berdesign lama di tengah sawah. Mereka langsung menyusuri pematang-pematang sawah menuju ke lokasi. Dari arah kejauhan seorang bertubuh kurus dan mengenakan sarung berdiri di depan rumah itu.

“Assalamualaikum” serentak rombongan itu mengucap salam.

“Waalaikumsalam”.

“Ini benar rumahnya Pak Paijo?” tanya Mas Amir

“Iya benar, saya Paijo. Ini bapak-bapak dari kampung sebelah yang mau ketemu anak saya ya?” tanya Pak Paijo memastikan.

“iya pak”.

Monggo, silahkan masuk bapak-bapak”

Kamipun masuk dan duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu.

 “Bu, buatkan kopi buat tamu”.

Seorang anak laki-laki kurus dan berkulit sawo mateng datang dengan membawa beberapa gelas kopi hitam. Dilihat dari parasnya, dia tidak jauh beda dengan Paijo. Rombongan mulai menerka-nerka kalau itu pasti Agus.

“Gus, duduk sini. Mereka dari kampung sebelah, katanya ada perlu dengan kamu” suruh Pak Paijo.

Anak itu duduk lalu memperkenalkan diri “Nama saya Agus. Ada perlu  apa ya bapak-bapak?”.

“Begini nak Agus, kata saudara saya, nak Agus baru lulus kuliah jurusan Pendidikan Kimia. Kedatangan kami ke sini mau bertanya tentang bahan kimia bernama sianida” Mas Amir menjelaskan niat rombongan.

Pelajari Juga:  Unsur Logam Yang Paling Melimpah di Kulit Bumi

 “Sianida ya pak, pasti bapak-bapak tahu sianida dari berita pembunuhan kopi sianida ya?” tanya Agus.

Kami mengangguk kompak.

“Sebelum saya menjelaskan tentang sianida. Saya mau tanya ke bapak-bapak dulu. Apa yang bapak-bapak pikirkan kalau saya mengatakan bahan kimia?”. Agus bertanya lagi dan kali ini kami buka suara,.

“Berbahaya” jawab Tarno.

“Beracun” diikuti Pak Slamet.

“Bahan membuat bom” Samsul juga menjawab.

Agus tersenyum penuh arti. “Mendengar jawaban bapak-bapak semua, sepertinya bahan kimia itu harus kita hindari ya”. Agus sedikit menarik nafas lalu melanjutkan “tetapi,  tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari. Bahan kimia itu ada di sekitar kita. Seperti contohnya sabun, pasta gigi, shampo, minyak goreng, dan masih banyak yang lain, itu semua bahan kimia. Bahkan air yang kita minum setiap hari juga tergolong bahan kimia.  Jadi, bahan kimia itu tidak hanya berbahaya tetapi juga mengandung banyak manfaat. Kalau boleh saya mengatakan, kita akan kesulitan menjalani hidup kalau tidak ada bahan kimia” terang Agus panjang lebar.

Agus mempersilahkan rombongan untuk meminum kopi sebelum melanjutkan ”silahkan diminum kopinya bapak-bapak! tenang saja, kopi saya tidak ada sianidanya kok”

“Hahaha…” perbincangan kami pecah dengan tawa bersama.

“Saya lanjutkan ya pak. Dalam penggunaan bahan kimia, perlu diperhatikan kadarnya. Air contohnya, air sangat bermanfaat bagi tubuh, tapi kalau kita minum sampai perut kembung, kan juga tidak baik”.

Pelajari Juga:  Unsur Karbon Yang Bebas Terdapat di Alam

“Pants saja, saat saya menggunakan pestisida harus dicampur dengan air supaya kadarnya sesuai dengan kebutuhan. Benar seperti itu Nak Agus?” tanya Pak Slamet.

“Iya benar pak. Nanti kalau berlebihan, malah membuat tanaman kita rusak. Dalam agama juga disebutkan juga kalau hal yang berlebihan itu tidak baik. Penggunaan bahan kimia juga harus tepat,  supaya kita dapat menikmati manfaatnya. Seperti obat nyamuk, kalau dipakai membasmi nyamuk, kita akan mendapatkan manfaat. Namun kalau dipakai sebagai minuman, nanti malah berbahaya ke kita karena tidak tepat guna. Sampai di sini ada pertanyan?”

“Belum ada Nak Agus” kata Mas Amir

Agus mengambil secarik kertas dan bolpen kemudian melanjutkan dengan menuliskan ilustrasi gambaran supaya mempermudah dalam menjelaskan “bapak-bapak tentunya sudah pernah mendengar atau tahu kalau nama lain dari air adalah H2O. Jadi, air itu terdiri dari dua hidrogen dan satu oksigen. Sedangkan sianida atau nama lainnya CN, terdiri dari satu karbon dan satu nitrogen. Sianida ini banyak macamnya, seperti NaCN dan KCN. NaCN nama lainnya natrium sianida, senyawa ini yang digunakan untuk membunuh Wayan Mirna Salihin. NaCN digunakan dalam produksi serat akrilik, karet nuatan, dan plastik. Bahan kimia ini bersifat beracun dan bisa membunuh makhluk hidup dalam waktu sekitar satu menit atau lebih. Sedangkan KCN nama lainnya potassium sianida atau kita menyebutnya dengan potas. Potas mudah sekali kita temukan dan bahkan ada sebagian orang yang menggunakannya untuk menangkap ikan. Padahal itu sangat berbahaya, karena akan ada kemungkinan ikan itu mengandung sianida dan merusak sungai juga” terang Agus sambil menunjukkan ilustrasi di kertasnya.

Pelajari Juga:  Skema Pembuatan Gas Mulia

“Bahan kimia bernama sianida ini juga, dapat kita temui dengan mudah di rumah kita. Pasti bapak-bapak tau pestisida kan”. Kami mengangguk. “Dalam pestisida terdapat senyawa sianida juga. Bahkan singkong kayu yang sering kita makan, mengandung sianida juga” jelas Agus.

“Waduhh… nanti saya bisa keracunan kalau makan singkong terus” cetus Pak Slamet kaget  karena  singkong adalah makanan favoritnya.

“Saya gak mau tanam siangkong kayu lagi kalau begitu” Parno mulai resah.

Lagi, senyum penuh arti Agus tunjukkan “tenang saja bapak-bapak, singkong yang  kita makan itu aman, karena kandungan sianida di dalamnya tidak terlalu banyak alias kadar sianidanya sedikit. Terlebih saat mau dimakan, kita merebus atau menggorengnya. Tanpa kita sadari, perlakuan tersebut mengurangi kadar sianida dalam singkong kayu sehingga aman untuk kita konsumsi”.

“Alhamdulillah” sahut Pak Slamet.

“Ohh… begitu nak Agus” Mas Amir sudah mulai memahami.

“Jadi, singkong kayu saya tetap bisa saya makan dong” celetuk Parno diikuti tawa kami bersama memenuhi ruangan tamu Paijo.

Penjelesan tentang sianida dan bahan kimia sudah selesai. Kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan santai sambil menikmati kopi hitam dan suguhan tiwul goreng ala keluarga Paijo.

Kembali ke Bagian 1

Tinggalkan Balasan