Ketahanan pangan merupakan mimpi yang belum terwujud 660 juta penduduk dunia yang tidak dapat merasakan kesehatan dan kehidupan layak karena kurang akses terhadap pangan yang aman dan bergizi.
Masalah yang dihadapi antara lain, di satu sisi kebutuhan pangan meningkat terus, tetapi di sisi lain ketersediaan lahan semakin berkurang. Perjuangan untuk mewujudkan ketahanan pangan bagi populasi yang strategis.
Dengan kualitas lingkungan yang semakin menurun, maka praktek pertanian harus didasarkan pada prinsip pertanian yang berkelanjutan. Rekayasa genetika melalui bioteknologi transgenik merupakan pilihan tepat yang dapat dikembangkan.
Bioteknologi transgenik merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan produksi pangan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Bioteknologi transgenik menawarkan kemungkinan pengurangan pestisida, peningkatan nutrisi, kemampuan adaptasi, dengan cara yang spesifik.
Seperti halnya teknologi lain, bioteknologi transgenik selain mengandung keuntungan juga sarat dengan dampak negatif. Beberapa dampak negatif bioteknologi transgenik dalam bidang pertanian yaitu sebagai berikut:
- Meningkatnya polusi biologis
- Meningkatnya pemakaian herbisida
- Pemakian herbisida yang berkelanjutan dapat mengakibatkan tumbuhnya gulma jenis baru yang lebih tahan terhadap herbisida
- Tanaman transgenik dapat berubah menjadi gulma yang akan membanjiri lading, lahan, dan ekosistem
- Tanaman transgenik akan menjadi perantara bagi perpindahan gen-gen baru ke tanaman liar.
- Tanaman yang direkayasa dengan menyisipkan virus akan memfasilitasi terciptanya virus-virus baru yang dapat menimbulkan penyakit baru bagi tanaman.
- Hilangnya spesies-spesies tanaman tertentu
- Pada dasarnya produk rekayasa genetika merupakan hasil dari pemindahan gen yang diinginkan melalui teknik DNA rekombinan. Materi genetik yang baru belum tentu berhasil dipindahkan ke sel target sehingga memungkinkan dapat mengaktifkan, merubah atau menonaktifkan gen-gen yang ada di dekat dari sel target. Hal ini dapat menyebabkan mutasi yang mengakibatkan beracun atau tidak layak konsumsi.
- Munculnya virus baru pada tanaman transgenik sangat dimungkinkan terjadi sebagai proses pertahanan tanaman.
- Adanya produk rekayasa genetika dapat mengancam keanekaragaman hayati dan timbulnya alergi dari produk rekayasa genetika.
Namun demikian, perkembangan bioteknologi dalam bidang pertanian memiliki potensi yang menguntungkan. Rekayasa genetika membuka peluang yang luas bagi pemuliaan untuk mengakses gen danĀ traitĀ baru dari sumber yang eksotik dan beragam untuk dimasukkan ke dalam varietas atau hibrida unggul.
Tujuan utama dari perakitan produk rekayasa genetika adalah untuk mengatasi berbagai permasalahan pangan yang dihadapi di berbagai belahan dunia karena pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, termasuk Indonesia.
Produk rekayasa genetika bermanfaat untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia, menghasilkan makanan yang lebih bergizi serta obat-obatan.