8 Dampak Negatif Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi konvensional diproses menggunakan mikroorganisme, proses biokimia, dan proses genetik alami.

Bioteknologi konvensional banyak dimanfaatkan dalam bidang makanan dan pertanian. Beberapa contoh produk pangan bioteknologi konvensional adalah tape, yoghurt, keju, tempe, kecap, roti, dan minuman beralkohol.

Sampai saat ini ilmuwan terus melakukan penelitian dalam bidang bioteknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun, disamping memberikan berbagai dampak positif penerapan bioteknologi konvensional juga menimbulkan dampak negatif.

Adapun dampak negatif bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut:

  1. Limbah yang dihasilkan dari pembuatan produk bioteknologi konvensional dapat mencemari lingkungan.
  2. Menimbulkan organisme baru yang bersifat jahat.
  3. Produk minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan wiski terkadang juga menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Dampak tersebut berupa kebiasaan minum-minuman beralkohol tersebut sehingga mabuk.
  4. Menimbulkan kesenjangan perekonomian.
  5. Resistensi antibiotik.
  6. Potensi racun dari makanan hasil bioteknologi.
  7. Kekhawatiran karena tidak ada pelabelan pada makanan hasil bioteknologi.
  8. Konsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan tingkat kejahatan atau kriminalitas, depresi, hingga kematian.
Pelajari Juga:  Ciri-Ciri Metamorfosis Sempurna beserta Dua Contoh Hewannya

Setelah kita mengetahui dampak negatif bioteknologi konvensional, maka kita juga harus lebih berhati-hati dalam mengkonsumsinya. Selain itu, bagi pihak pengembang wajib memperhatikan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang mengurusi perkembangan bioteknologi.