Rangkuman Materi Sistem Koloid Kelas 11

Koloid merupakan campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase pendispersi (pelarut) dan fase terdispersi (terlarut). Fase pendispersi (pelarut), adalah zat yang menjadi medium untuk dispersi, bersifat kontinu (berkelanjutan). Fase terdispersi (terlarut), adalah zat yang didispersikan, bersifat diskontinu (terputus-putus).  Berdasarkan fase terdispersi, sistem koloid terbagi menjadi 3, yaitu sol, emulsi, dan buih.

  1. Sol, fase terdispersinya padat.
  2. Emulsi, fase terdispersinya cair.
  3. Buih, fase terdispersinya gas.
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Jenis Nama Contoh
Padat Padat Sol padat Sol padat Kaca berwarna
Cair Sol cair Sol Tinta, lem, deterjen
Gas Sol gas Aerosol padat Asap, debu
Cair Padat Emulsi padat Gel Jelly, gelatin, agar-agar
Cair Emulsi cair Emulsi Susu, mayonnaise, santan
Gas Emulsi gas Aerosol cair Parfum, kabut, awan
Gas Padat Buih padat Buih padat Batu apung, roti, aerogel
Cair Buih cair Buih Krim kocok, buih sabun, krim cukur
Pelajari Juga:  10 Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan dan Pembahasannya

Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah gejala penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan antara sistem koloid dengan larutan maupun suspensi. Efek tyndall yang ditunjukkan oleh larutan tidak begitu nyata. Dalam suspensi cahaya tidak dapat dilewatkan, partikel terdispersi terlihat. Dalam sistem koloid cahaya dihamburkan, partikel terdispersi tidak terlihat.

Contoh Efek Tyndall antara lain sorot lampu mobil ketika berkabut, sorot lampu proyektor film dalam bioskop yang diberi asap.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan terus – menerus secara acak antara partikel terdispersi dengan pendispersi. Gerak brown terjadi karena molekul-molekul pada sisi partikel yang tidak sama saling bertumbukan.

3. Adsorpsi

Adsorpsi adalah penyerapan pada permukaan partikel koloid dengan adanya gaya adhesi zat-zat asing. Koloid yang berbeda akan mengadsorpsi zat-zat yang berbeda pula. Sifat adsorpsi koloid umumnya digunakan untuk mengadsorpsi kotoran, warna, bau, memisahkan campuran, melekatkan bijih tembaga, dan proses pemurnian lainnya.

4. Elektroforesis

Elektroforesis adalah sifat partikel koloid yang dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam suatu sistem koloid dimasukkan sepasang elektroda dan diberi arus searah, maka akan partikel koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke kutub negatif dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke kutub posistif.

Pelajari Juga:  6 Contoh Soal Kalorimeter Bom dan Penyelesaiannya
5. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan  koloid akibat hilangnya muatan koloid. Untuk menghilangkan muatan koloid dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Cara mekanik dapat dilakukan dengan pendinginan, pemanasan, atau merubah tekanan. Cara kimiawi dapat dilakukan dengan penambahan koloid lain yang berbeda muatan. Contoh koagulasi antara lain proses penjernihan air yang dilakukan dengan penambahan tawas pada air.

6. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Contoh penggunaan koloid pelindung antara lain pada pembuatan es krim, dimana gelatin ditambahkan untuk mencegas penggumpalan partikel-partikel es.

Pembuatan Koloid

Koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi dan dispersi. Kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar. Partikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimia seperti hidrolisis, reaksi reduksi-oksidasi, atau reaksi substitusi. Sedangkan kondensasi adalah pemecahan partikel koloid menjadi lebih kecil. Kondensasi dapat dilakukan dengan cara menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.

Tinggalkan Balasan