Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi senyawa hidrokarbon jenuh (alkana) dan senyawa hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Berdasarkan pengertiannya perbedaan hidrokarbon jenuh dan tak jenuh adalah sebagai berikut.
- Hidrokarbon jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan tunggal pada rantai karbonnya.
- Sedangkan hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua dan atau rangkap tiga pada rantai karbonnya.
Berdasarkan sifatnya, perbedaan hidrokarbon jenuh dan tak jenuh adalah sebagai berikut:
Hidrokarbon Jenuh
- Bersifat nonpolar
- Tidak dapat larut dalam air
- Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm C1-4 berwujud gas, C5-17 berwujud cair, dan C>18 berwujud padat
- Semakin banyak atom C pada hidrokarbon jenuh, titik didih, titik leleh, dan massa jenisnya semakin besar. Akan tetapi, jika membentuk rantai bercabang, titik didih, titik leleh, dan massa jenisnya akan semakin kecil.
- Sukar bereaksi dengan reduktor atau oksidator
- Dapat bereaksi dengan oksigen
- Pembakaran sempurna hidrokarbon jenuh menghasilkan CO2 dan H2O
- Pembakaran tidak sempurnah menghasilkan CO, arang, dan H2O
Hidrokarbon Tak Jenuh
- Bersifat nonpolar
- Tidak larut dalam dalam air
- Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm, hidrokarbon tak jenuh berantai pendek berwujud gas, berantai panjang berwujud cair dan padat
- Memiliki titik didih, titik leleh, dan massa jenis yang lebih besar daripada hidrokarbon jenuh dengan jumlah atom C yang sama.
- Semakin bessar massa molekul relatif, titik didih, dan titik lelehnya semakin besar.
- Reaksi pembakaran hidrokarbon tak jenuh menghasilkan gas CO2 dan H2O
- Hidrokarbon jenuh dapat mengalami reaksi polimerisasi, yaitu reaksi pemutusan rantai rangkap menjadi rantai tunggal.
- Dapat dioksidasi dengan KMnO2 menghasilkan senyawa glikol