5 Faktor Pembentuk Tanah

Secara garis besar, faktor pembentuk tanah meliputi bahan induk, relief atau topografi, iklim, organisme dan waktu. Faktor-faktor itu kemudian terlibat dalam proses-proses pelapukan bahan induk dan pembentukan tanah yang mencakup proses-proses fisik, kimia, dan biologi.

Jenny (1941) menggambarkan hubungan sifat-sifat tanah dengan faktor pembentuknya di rumuskan secara matematis, yaitu:

S = f (cl, o, r, p, t)

Keterangan:

  • S = tanah
  • cl = iklim
  • o = organisme
  • r = topografi
  • p = bahan induk
  • t = waktu

1. Bahan Induk

Bahan Induk Pembentukan Tanah
Bahan Induk Pembentukan Tanah Image via upload.wikimedia.org

Bahan induk merupakan bahan asal pembentuk tanah. Bahan induk dapat berupa mineral, batuan, dan bahan organik (sisa-sisa bahan organik atau zat organik yang telah mati).

Sebagian sifat-sifat tanah akan ditentukan oleh sifat-sifat bahan induk asalnya. Tanah yang baru terbentuk, memiliki sifat yang dekat dengan sifat bahan induknya. Sebaliknya, pada tanah yang telah berkembang lanjut, sifat-sifat bahan induk masih dapat dilihat.

2. Relief atau Topografi

Topografi
Topografi Image via images.squarespace-cdn.com

Relief atau topografi adalah keadaan tinggi-rendahnya permukaan tanah, termasuk di dalamnya kecuraman, bentuk dan aspek lereng. Setiap daerah memiliki topografi yang berbeda-beda, ada yang bergunung, berbukit, bergelombang dan ada yang datar.

Pelajari Juga:  10 Contoh Soal Pewarisan Sifat Kelas 9 dan Pembahasannya

Di daerah berlereng lebih curam, erosi akan berjalan cepat sehingga akan terbentuk tanah yang dangkal. Sebaliknya di daerah relatif datar dengan aerasi baik seperti di kaki lereng, akan terbentuk tanah yang dalam.

Topografi atau relief mempengaruhi ketebalan solum tanah, tingkat perkembangan horison tanah, jumlah air yang masuk ke dalam tanah, kedalaman air tanah, dan laju erosi.

3. Iklim

Berbagai Macam Cuaca di Bumi
Berbagai Macam Cuaca di Bumi Image via images.ctfassets.net

Faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah adalah suhu dan curah hujan (ketersediaan air). Secara umum kondisi panas dan lembab akan mempercepat proses pembentukan tanah. Setiap kenaikan suhu sebesar 10°C, maka akan terjadi peningkatan kecepatan reaksi dua kalilipat.

Curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan proses pelapukan batuan dan pencucian berjalan lebih cepat. Namun demikian curah hujan juga berperan merusak lapisan tanah yang telah terbentuk. Sebagai contoh banyak kejadian erosi maupun tanah longsor yang diakibatkan oleh hujan. Disamping itu hujan juga menyebabkan terjadinya pelindihan berbagai unsur hara yang ada pada lapisan atas tanah.

4. Organisme

Aktivitas Organisme dalam Tanah
Aktivitas Organisme dalam Tanah

Semua makhluk hidup, baik selama masih hidup maupun setelah mati mempunyai pengaruh dalam pembentukan tanah. Di antara makhluk hidup yang paling berperan dalam pembentukan tanah adalah vegetasi (tumbuh-tumbuhan), karena vegetasi mempunyai kedudukan yang tetap dalam waktu yang lama, berbeda dengan manusia dan binatang yang selalu bergerak atau berpindah tempat.

Pelajari Juga:  20 Contoh Tumbuhan Generatif dan Vegetatif

Tumbuh-tumbuhan mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui penyediaan bahan organik, menghindarkan kerusakan tanah oleh erosi, dan mempengaruhi iklim mikro. Disamping itu, vegetasi yang telah mati akan menjadi bahan induk terbentuknya tanah, terutama tanah-tanah organik atau humus.

Organisme hidup yang paling berberan dalam proses pembentukan tanah adalah mikroorganisme berupa bakteri pembusuk. Mikroorganisme ini terutama berperan aktif dalam pembentukan tanah-tanah organik melalui proses dekomposisi.

Manusia melalui aktivitasnya dalam kegiatan pertanian seperti pengolahan, pemupukan, penambahan bahan organik dan pengairan akan mempengaruhi proses pembentukan tanah. Pada pengolahan tanah pertanian secara intensif, akan mempercepat erosi tanah dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan pemadatan tanah.

Pemadatan tanah akan semakin mudah terjadi apabila tidak dilakukan penambahan bahan organik ke tanah. Pembuatan bangunan dan jalan yang menutup permukaan tanah dengan semen dan beton akan mengurangi kemampuan tanah menyerap air.

5. Waktu

Tanah yang Gersang Seiring Berjalannya Waktu
Tanah yang Gersang Seiring Berjalannya Waktu

Pembentukan tanah membutuhkan waktu. Lama waktu pembentukan tanah terutama bergantung pada bahan induk dan iklim. Batuan yang keras lebih sulit menjadi tanah daripada batuan yang lunak. Demikian juga iklim di daerah tropis akan lebih mudah dalam proses pembentukan tanah daripada iklim di daerah sedang atau arid.

Pelajari Juga:  Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah

Menurut Mohr, secara umum terdapat lima tahapan waktu pembentukan tanah, yaitu:

a. Tahap Permulaan

Pada tahap ini bahan induk sedikit mengalami pelapukan, baik desintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah regosol muda.

b. Tahap Juvenil

Pada tahap ini bahan induk mengalami pelapukan lebih lanjut, baik desintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah regosol tua atau disebut juga tanah terapan.

c. Tahap Viril

Pada tahap ini bahan induk mengalami pelapukan secara optimum, baik desintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah latosol coklat.

d. Tahap Seril

Pada tahap ini pelapukan mulai menurun, baik desintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tahap latosol merah.

e. Tahap Terakhir

Pada tahap ini pelapukan sudah berakhir, baik desintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah laterit.

Dalam proses pembentukannya, faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan saling bekerja sama sehingga menghasilkan tanah. Tubuh tanah secara umum dapat dipandang sebagai suatu media yang dinamik.

Pada keadaan tertentu salah satu atau beberapa faktor pembentuk tanah dapat lebih dominan pengaruhnya dibanding faktor yang lain, sehingga sifat-sifat tanah yang terbentuk menjadi heterogen.